Sejarah Perkembangan Tari Di Indonesia SenBud Kelas X
SEJARAH PERKEMBANGAN TARI DI INDONESIA
Pendapat
para pakar Seni Tari lahir bersamaan dengan lahirnya manusia, karena alasan
bahwa tari identik dengan gerak.Pada awalnya kehidupan seni tari pada masa
primitif berfungsi sebagai sarana upacara adat seperti upacara memanggil hujan,
upacara penyembuhan, pada masa itu masyarakat menganut kepercayaan animisme dan
dinamisme, yang mempercayai kekutan gaib dan binatang totem. Tarian pada masa
primitif bersifat sangat sederhana, baik dari gerak, tata rias dan busananya.
Gerak yang digunakan sebatas depakan kaki, melompat sambil berteriak, belum
menggunakan musik pengiring sehingga iringan bersifat internal dari suara
depakan kaki dan vocal dari teriakan penari.Tidak ada kostum khusus, hanya
menggunakan pakaian keseharian yang didapat dari alam sekitar seperti dedauan,
kulit pohon dan kulit binatang.Rias menggunakan warna dasar dari alam yaitu
warna hitam dan putih.
Kemudian
masuk agama Hindu yang dibawa oleh pedagang gujarat dari India, sehingga
membawa perkembangan signifikan dalam perkembangan Tari. Fungsi tari sebagai
sarana upacara agama yaitu untuk menyembah para dewa dengan munculnya tari
Bedaya Sapta ( Bedaya 7 penari putri) yang merupakan konsep agama Hindu yaitu 7
tingkatan dalam ajaran Hindu dan penggambaran 7 bidadari cantik istri para
dewa. Agama Hindu berkembang pesat di Bali dan sampai sekarang Tari Upacara
Hindu masih hidup sebagai tari persembahan. Sajian tarinya mengalami
perkembangan pesat baik dari segi garap geraknya sudah menggunakan gerak rumit,
tata rias busananya mewah dan sudah menggunakan musik pengiring.
Setelah
masuknya pengaruh agama Islam yang disebarkan oleh Walisongo di pulau Jawa,
konsep bedaya Sapta dengan 7 penari berubah konsep menjadi 9 penari putri,
Bedaya Ketawang di Kasunanan Surakarta, Bedaya Semang di Kasultanan
Yogyakarta.9 Penari menggambarkan jumlah walisongo yang artinya songo adalah 9,
9 juga menggambarkan konsep 9 sumber kehidupan manuasia dan 9 sebagai jumlah
lubang yang ada pada tubuh manusia dan manusia harus bisa menahan hawa napsu
dari ke 9 lubang tersebut. Tari Bedaya disajikan untuk sarana upacara adat
keraton, misal pada saat Jumenengan dan upacara pernikahan putra putri
raja..Bedaya disajikan untuk sarana upacara adat di keraton. Pada masa ini ada
pergeseran fungsi Tari yang awalnya sebagai tari upacara saja bertambah tari
sebagai fungsi hiburan untuk penyambutan tamu kerajaan.
Pada
masa pergerakan Nasional/ masa penjajahan untuk mengobarkan semangat para prajurit mncul
ide seniman tari untuk menciptakan tari keprajuritan seperti tari Eko Prawira,
Tari Bondoyuda, Tari Bogis Kembar.
Masa
modern seni tari mengalami perkembangan pesat. Pemerintah memfasilitasi dengan
didirikan sekolah- sekolah seni seperti SMKI ( Sekolah Menengah Karawitan
Indonesia), STSI ( Sekolah Tinggi Seni Indonesia) dan ISI ( Institut Seni
Indonesia). Dari sanggar dan sekolah seni baanyak melahirkan seniman muda yang
kreatif sehingga banyak karya yang lahir baik dalam bentuk tari Tradisi maupun
tari Kontemporer/ Modern dan berbagai macam fungsi tari.

Komentar
Posting Komentar